Total Tayangan Halaman

Selasa, 18 Januari 2011

KABUPATEN NATUNA

SEJARAH SINGKAT KABUPATEN NATUNA

Kabupaten Natuna, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Natuna merupakan kepulauan paling utara di selat Karimata. Di sebelah utara, Natuna berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja, di selatan berbatasan dengan Sumatera Selatan dan Jambi, di bagian barat dengan Singapura, Malaysia, Riau, dan di bagian timur dengan Malaysia Timur dan Kalimantan Barat. Natuna berada pada jalur pelayaran internasional Hongkong, Jepang, Korea dan Taiwan. Kabupaten ini terkenal dengan penghasil Minyak dan Gas. Cadangan minyak bumi Natuna diperkirakan mencapai 14.386.470 barel, sedangkan gas bumi 112.356.680 barel.

Sejarah Kabupaten Natuna tidak dapat dipisahkan dari sejarah Kabupaten Kepulauan Riau, karena sebelum berdiri sendiri sebagai daerah otonomi, Kabupaten Natuna merupakan bahagian dan Wilayah Kepulauan Riau.Kabupaten Natuna dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 53 Tahun 1999 yang disahkan pada tanggal 12 Oktober 1999, dengan dilantiknya Bupati Natuna Drs. H. Andi Rivai Siregar oleh Menteri Dalam Negeri ad intrem Jenderal TNI Faisal Tanjung di Jakarta.

Berdasarkan Surat Keputusan Delegasi Republik Indonesia, Propinsi Sumatera Tengah tanggal 18 Mei 1956 menggabungkan diri ke dalam Wilayah Republik Indonesia, dan Kepulauan Riau diberi status Daerah Otonomi Tingkat II yang dikepalai Bupati sebagai kepala daerah yang membawahi 4 kewedanaan sebagai berikut:

  1. Kewedanaan Tanjungpinang, meliputi Kec. Bintan Selatan (termasuk Bintan Timur, Galang,Tanjungpinang Barat dan Tanjungpinang Timur).
  2. Kewedanaan Karimun, meliputi wilayah Kecamatan Karimun, Kundur dan Moro.
  3. Kewedanaan Lingga, meliputi wilayah Kecamatan Lingga, Singkep dan Senayang.
  4. Kewedanaan Pulau Tujuh, meliputi wilayah Kecamatan Jemaja, Siantan, Midai, Serasan,Tembelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur.

Kewedanaan Pulau Tujuh yang membawahi Kecamatan Jemaja, Siantan, Midai, Serasan, Tambelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur beserta kewedanaan lainnya dihapus berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau tanggal 9 Agustus 1964 No. UP/247/5/1965. Berdasarkan ketetapan tersebut, terhitung 1 Januari 1966 semua daerah administratif kewedanaan dalam Kabupaten Kepulauan Riau dihapus.

Kabupaten Natuna dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 53 Tahun 1999 dari hasil pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau, yang terdiri dari 6 Kecamatan yaitu Kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Barat, Jemaja, Siantan, Midai, dan Serasan dan satu Kecamatan Pembantu Tebang Ladan.

Seiring dengan kewenangan otonomi daerah, Kabupaten Natuna kemudian melakukan pemekaran daerah kecamatan, yang hingga tahun 2004 menjadi 10 kecamatan dengan penambahan, Kecamatan Pal Matak, Subi, Bunguran Utara, dan Pulau Laut dengan jumlah kelurahan/desa sebanyak 53.

Hingga tahun 2007 ini Kabupaten Natuna telah memiliki 16 Kecamatan. 6 Kecamatan pemekaran baru itu diantaranya adalah Kecamatan Pulau Tiga, Bunguran Timur Laut, Bunguran Tengah, Siantan Selatan, Siantan Timur dan Jemaja Timur dengan total jumlah kelurahan/desa sebanyak 75.

http://www.wisatabintan.com/kepulauan-riau/natuna


GEOGRAFIS KABUPATEN NATUNA

Secara geografis, Kabupaten Natuna terletak pada posisi antara 1,16°- 7,17° Lintang Utara dan 105°-110° Bujur Timur dengan luas area sekitar 141.901,2 km2. Luas daratannya hanya 3.235,2 km2 atau 2,28% dari luas keseluruhan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

  1. Sebelah utara berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja.
  2. Sebelah timur berbatasan dengan Malaysia Timur dan Kalimantan Barat.
  3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tambelan, Kabupaten Kepulauan Riau.
  4. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Semenanjung Malaysia dan Pulau Bintan, Kabupaten Kepulauan Riau.

Kabupaten Natuna terdiri dari 272 pulau besar dan kecil yang tersebar di Laut Cina Selatan. Pulau-pulau tersebut dikelompokkan dalam 3 gugusan:

  1. Gugusan Kepulauan Anambas yang terdiri dari Pulau Siantan dan Jemaja.
  2. Gugusan Pulau Natuna yang terdiri dari Pulau Selake, Bunguran, Midai dan Pulau Laut.
  3. Gugusan Pulau Serasan yang terdiri dari Pulau Serasan, Subi Besar dan Subi Kecil.

(http://203.77.237.21/EINVEST/homepage/2003/umum/0/lgeog.htm)


DEMOGRAFIS KABUPATEN NATUNA

Penduduk Kabupaten Natuna tahun 2005 berjumlah 93.644 jiwa, dengan laju pertumbuhan per tahun 4,29 persen. Selanjutnya jumlah rumah tangga pada akhir tahun 2005 berjumlah 23.785 dengan jumlah penduduk 93.644 jiwa yang terdiri dari 47.945 jiwa penduduk laki-laki dan 45.699 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan penduduk per km2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan tertinggi yaitu 124,10 jiwa per km2, diikuti oleh Kecamatan Midai 123,97 jiwa per km2.

http://www.wisatabintan.com/kepulauan-riau/natuna


OBJEK - OBJEK WISATA DI KABUPATEN NATUNA

PANTAI TANJUNG

Pantai Tanjung letaknya tidak jauh dari kota Ranai, dengan mengendarai motor kita bisa sampai, paling-paling memakan waktu 15 menit apalagi menggunakan kendaraan roda empat terasa lebih cepat. Jika kita menuju pantai tanjung, kita akan disuguhi pemandangan pohon kelapa dan laut karena kebetulan jalannya beada dipinggir pantai.

Sebenarnya ada beberapa pantai yang sering dikunjungi oleh orang Ranai selain pantai Tanjung dan Pantai Stress, tapi menurut saya pantai Tanjung lebih populer karena tempatnya dekat dan lagipula jalannya sudah bagus serta banyak yang berjualan makan dan minuman ringan.

Karena di Natuna ini satupun tidak ada Mall untuk shoping atau sekedar cuci mata, maka Pantai Tanjung merupakan tempat hiburan atau rekreasi yang murah meriah orang-orang Natuna khususnya orang ranai disaat waktu liburan. Biasanya pantai tanjung ramai dikunjungi pada hari minggu sore. Tua muda berkumpul disana untuk menikmati suasana pantai sambil mandi air laut. Mereka juga bisa menikmati makan dan minum disana, makanan yang disuguhipun menurut selera oang Natuna seperti Kernas, lempar pulut dan ubi, ketabol mando dan banyak lagi, nama-nama makanan tadi mungkin asing bagi orang kota atau selain orang melayu. Kalau minumannya selain minuman kemasan kita juga bisa memesan air kelapa muda. Tempat berjualanpun mereka buat sesederhana mungkin hanya berdinding kayu dan beratap daun malah ada yang berjualan sistem darurat, selesai berjualan mereka langsung mengemas tempat dagangan mereka dan langsung membawa pulang.

http://natuna.org/pantai-tanjung.html


BATU SINDU

Batu sindu ini mempunyai sebuah gua yang letaknya berada di Bukit Senubing tidak jauh dari kota Ranai-Natuna. Sesuai namanya lokasi yang indah ini di penuhi bebatuan yang besar di bibir bukit yang dibatasi dengan laut. Di depan batu Sindu ini kita bisa memandang Pulau Senoa dengan jelas dimana pulau tersebut memiliki cerita yang di kenal oleh masyarakat Natuna karena bentuknya mirip seperti seorang perempuan yang sedang hamil dalam keadaan berbaring. Sedangkan tidak jauh dari Batu Sindu kita juga bisa langsung melihat Batu Rusia yang terkenal dengan cerita sejarahnya karena di mana terjadi sebuah peristiwa pecah dan terdamparnya kapal orang Rusia.

Batu Sindu terkenal ceritanya dimana bermula dari sepasang kekasih yang bermadu kasih, yang mana sang pemudi berasal dari sebuah dusun di daerah Tanjung Datuk, sedangkan pemudanya jauh berada di Bukit Senubing.

Pada mulanya hubungan kasih antara keduanya begitu erat dengan ikatan janji sehidup semati sampai di jenjang pernikahan. Dalam waktu yang tidak begitu lama, keluarga kecil dari kedua belah pihak telah pula mendapatkan kata sepakat untuk memilih waktu yang tepat untuk melangsungkan peminangan dan hantaran dari pihak laki-laki yang ada di bukit Senibung (Batu Sindu) untuk berangkat ke Tanjung Datuk dimana pihak perempuan berada. Setibanya di Tanjung Datuk merekapun di sambut dengan tangan terbuka serta dengan jamuan yang memang diperuntukkan buat rombongan tersebut setelah menempuh perjalanan yang begitu melelahkan.

Di sinilah rencana bermula, ketika jamuan telah dicicipi bersama-sama tanpa sadar ataupun sengaja mencela, salah seorang keluarga dari pihak laki-laki terucap kata-kata yang mengatakan bahwa jamuan yang disajikan kurang sedap untuk dinikmati. Secara tak sengaja pula salah seorang dari pihak perempuan yang mendengarkan ucapan tersebut, sehingga celaan ini menyebar keseluruh keluarga dan kaum kerabat pihak perempuan. Tentu saja hal ini membuat segenap keluarga dari pihak perempuan merasa tersinggung dan seketika itu pula suasana yang seharusnya gembira berubah menjadi panas. Dengan hati yang panas pula, pihak perempuanpun membalas celaan itu dengan ucapan yang mencela pula. Keadaan sudah tidak bisa dibendung lagi, suasana sudah semakin panas dengan sumpah serapah tujuh turunan yang mana jangan sekali-kali orang yang berada di di Senubing menyebut-nyebut Tanjung Datuk begitu juga sebaliknya.

Akhirnya segenap rombongan dari pihak laki-laki di usir pulang dari Tanjung Datuk. Tak hanya itu pula mereka masih di sumpah dengan sumpah serapah mendapatkan bencana dalam perjalanan pulang. Dalam kesendirian sang pemuda masih terus merindukan sang putri, demikian pula sebaliknya. Mereka berharap suatu masa kasih mereka akan dipertemukan. Namun dari waktu ke waktu harapan itu tak kunjung tiba, yang tersisa hanya legenda serta bencana yang masih di yakini masyarakat apabila kutukan itu dilanggar terlebih bila berada di laut antara Batu Sindu dan Tanjung Datuk.

Demikianlah legenda Batu Sindu, sampai saat ini masih tertanam di hati masyarakat dan masih percaya dengan kutukan tersebut, jika kita berada di Batu Sindu pantang (tabu) menyebut nama Tanjung Datuk begitu pula sebaliknya jika berada di Tanjung Datuk pantang menyebut Batu Sindu. Jika di langgar maka akan terkena suatu masalah, termasuk bagi pasangan yang sedang berpacaran di daerah tersebut apabila melanggar akan terkena masalah terhadap hubungannya atau putus.

http://natuna.org/batu-sindu.html


PULAU SENOA

Cerita rakyat Natuna. Tentang kisah legenda pulau senoa adalah sebuah pulau yang terkenal karena bentuknya seperti orang lagi hamil dan dengan pemandangan pantai yang putih bersih memiliki jenis pasir kuarsa putih. Pulau Senoa yang biasa di panggil orang setempat asli ranai adalah pulau senue atau pulau senuou.

Pulau senoa ini letaknya berada di depan Desa Sepempang, jika kita ingin menuju kepulau ini harus menggunakan transportasi laut seperti pompong nelayan yang berjarak ± 20 menit. Pulau ini masih kental dengan pesan-pesan mistis dari penduduk setempat dimana kita tidak boleh mengucapkan kata-kata kotor dan berperilaku yang tidak pantas. Di bagian belakang pulau senoa terdapat sebuah goa dimana tempat burung wallet bersarang. Pulau ini selain tempat sarang burung wallet juga tempat habitat penyu hijau (hawke). Pulau Senoa terkenal memiliki legenda cerita rakyat dimana menyampaikan pesan-pesan yang mendidik dimana kita sebagai makhluk tuhan haruslah tolong-menolong tidak pelit dan senang membantu sesama.

Kata Senoa jika diterjemahkan dengan bahasa Siam Negeri Thailand yakni “TGI TSI NGSOO” yang berarti “PERUT MANUSIA” karena jika kita lihat pulau ini persis seperti orang yang lagi hamil sedang berbaring. Dalam Bahasa Melayu Senoa artinya sama dengan “pelit atau serakah”.

Nama Pulau ini mengandung cerita yang pantas kita simak, dimana pada jaman dahulu Seorang Datok Panglima Hitam mempersunting dan menikahi anak Raja Senubing yang cantik bernama Engku Patimah. Namun sayang Engku Patimah ini banyak yang tidak menyukai karena mempunyai kebiasaan buruk dimana ia terkenal dengan sifatnya yang sangat pelit. Segala barang-barang yang sekecil apapun tidak boleh dipinjamkan bahkan diberikan. Setelah sekian lama menikah dengan Datok Panglima Hitam, maka hamillah Engku Patimah ini. Pada saat hamil tua dalam usia sembilan bulan lima hari, Engku Patimah di tinggal sendiri oleh Datok Panglima Hitam yang hendak pergi memancing. Tiba-tiba pada saat tengah malam Engku Patimah mendengar suara yang memanggil mirip seperti suara suaminya, Suara panggilan itu terdengar semakin jelas “Abang pulang ni bawa ikan” bergegaslah Engku Patimah untuk melihat suaminya, alangkah terkejutnya Engku Patimah ternyata suara itu bukanlah suara suaminya melainkan suara makhluk yang menyeramkan dan langsung mencakar perutnya hingga anak yang ada dalam kandungan Engku Patimah hampir keluar dan tersangkut dan ia pun tewas serta berubah menjadi sebuah pulau yang berbentuk seperti orang lagi hamil yang kini di sebut Pulau Senoa. Kejadian ini dianggap sebagai balak atau karma bagi Engku Patimah karena sifatnya yang terlalu pelit.

http://natuna.org/legenda-pulau-senoa.html


KERAMAT BINJAI

Letak makam ini tidak jauh dari Desa Binjai yang masih masuk wilayah Kecamatan Bunguran Barat (Sedanau) terdapat makam ziarah yang sering dikunjung oleh masyarakat. Makam tersebut mempunyai cerita sejarah yang panjang asal mula Keramat Binjai.

Jika kita dari Ibukota Ranai ingin mengunjungi makam tersebut harus menyeberang sungai yang tidak jauh dari pelabuhan Binjai dengan menggunakan pompong.

Kuburan atau makam yang di anggap keramat oleh masyarakat Natuna ini lebih di kenal dengan nama Keramat Binjai atau Keramat Datuk Bungur, yang sampai sekarang masih tetap dikunjungi oleh peziarah.

http://natuna.org/keramat-binjai.html


PULAU SEKATUNG

Pulau Sekatung adalah pulau mungil yang berbatasan langsung dengan Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Luas daratan pulau ini hanya sekitar 1,65 kilometer persegi. ”Dari Pulau Sekatung, kita lebih dekat ke Ho Chi Minh City (Vietnam) daripada ke Jakarta yang berjarak 1.000 kilometer lebih. Penghuninya terdiri dari 5 KK, ditambah pengamanan dari 2 personil divisi navigasi, 1 Kompi Satgas Marinir. Pulau ini juga bagian dari 12 pulau – pulau kecil yang secara administratif masuk ke wilayah Kecamatan Pulau Laut, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri, berdasarkan Keppres R.I. Nomor 78 tahun 2005. Pulau Sekatung termasuk dalam 12 pulau terluar yang memerlukan penanganan khusus.

Mengingat letak geografisnya, tidak pelak Pulau Sekatung bernilai strategis. Pulau ini, bersama pulau terluar lain, menjadi titik dasar dari garis pangkal kepulauan yang menentukan wilayah perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan Landas Kontinen Indonesia. Sederhananya, Pulau Sekatung penting karena membentuk batas wilayah kedaulatan Indonesia.Meski bernilai sangat strategis, Pulau Sekatung baru berpenghuni pada 2007. Waktu itu, Pemerintah Kabupaten medirikan lima rumah untuk ditempati lima keluarga. Tak lama kemudian ditempatkan satu peleton pasukan TNI Angkatan Darat di pulau itu. Mereka memiliki pos penjagaan di area puncak bukit Pulau Sekatung. Pos ini menghadap ke Pulau Laut, bukan ke arah perbatasan dengan negara asing.

Dengan dikelilingi air laut yang masih bening, Pulau Sekatung sangat indah. Udaranya pun segar dan bebas polusi. Terumbu Karang Pulau Sekatung dikelilingi gugusan terumbu karang yang cukup lebar. Jarak antara batas daratan dengan bibir karang di bagian tenggara pulau tersebut mencapai 2 km. Pada saat surut terendah, sebagian areal perairan dangkal tersebut akan kering, kecuali bagian cekungan yang merupakan alur keluar masuk perahu atau kapal nelayan. Pada saat pasang dan digenangi air, ditemukan beberapa biota diantaranya penyu sisik, beberapa gerombolan ikan hias dan anakan ikan baronang. Terumbu karang ditemukan pada kedalaman 3-5 meter dengan persentase penutupan terumbu karang sekitar 9%. Genus-genus karang yang ditemukan di Pulau Sekatung adalah Porites, Acropora, Favites, Goniopora, Fungia, Pocillopora, Favia, Lobophyllia, Stylophora, Astreopora, Montipora dan Galaxea.

Jenis pantai di Pulau Sekatung yaitu pantai bertebing curam dan vegetasi yang dominan terdapat di pulau ini adalah semak belukar berupa pohon hutan dengan kerapatan 5 s/d 10 individu/100m2 yang tumbuh. Sayangnya, pulau ini memiliki fasilitas yang minim sehingga tak nyaman dihuni. Kondisi Pulau Sekatung juga tidak memiliki sumber air bersih. Situasi ini membuat makin sedikit warga yang benar-benar tinggal di Pulau Sekatung.

http://natuna.org/pulau-sekatung.html


GUNUNG RANAI

Kepulauan Natuna di wilayah provinsi Kepri juga memiliki andalan wisata gunung, walau sebagian besar wilayah ini adalah lautan. Gunung Ranai yang memilik ketinggian 1.035 di atas permukaan laut berada di pulau Ranai, pusat kabupaten di ujung utara wilayah Indonesia yang berbatasan dengan laut China Selatan. Natuna dengan luas wilayah 264.198 kilometer persegi sebagian besar adalah perairan dengan luas 262.197 kilometer persegi. Sebagai kabupaten yang memiliki area sangat luas, Natuna hanya berpenduduk 92.060 dengan laju pertumbuhan pertahun 0,87 persen. Suhu di Natuna versi BPS relatif dingin yaitu 22,7 derajat celcius.

Wartawan Perbatasan Utara Indonesia Riky Rinovsky Beserta Tim Petualang pekan lalu menelusuri kekayaan potensi alam Natuna. Sungguh luar biasa! Banyak objek wisata menarik di Natuna selain tentu saja wisata bahari ternyata memiliki gunung Ranai yang mempesona dan unik. Dikatakan unik karena di gunung ini banyak ditemukan jenis pepohonan langka dan tidak umum tumbuh di dataran ketinggian standardnya. Dari gunung ini, bisa tampak panorama Kota Ranai seperti keindahan Pantai Tanjung, pulau Senoa, pulau Kambing, selat Lampha, pantai Sebagul, pantai Teluk Selahang, pantai Setengar dan sebagainya. Gunung Ranai akan tampak menjulang begitu menjejakkan kaki di pulau Ranai. Gunung ini juga memiliki gradasi jenis- jenis tanaman yang berbeda dari hutan dataran rendah sampai hutan dataran tinggi.

Pada ketinggian tertentu, para pendaki akan menemukan tipe-tipe vegetasi yang memperlihatkan ciri khas pegunungan dataran atas yang biasanya tumbuh pada gunung di ketinggian 2.000 meter. Pada ketinggian 800 meter dpl, hutan di Gunung Ranai masih dominan ditumbuhi oleh jenis-jenis tanaman seperti meranti (dipterocarpaceae), rasamala (altingia excelsa), keruing (dipterocarpus spp0 dan turi (quercus spp). Sedangkan di atas ketinggian itu, tampak perubahan tipe vegatasi, yaitu perubahan dari tipe hutan dataran rendah ke tipe kawasan hutan dataran atas. Hal ini terlihat misalnya dari tumbuh-tumbuhan yang didominasi oleh semak, belukar, dan pohon-pohon dengan ukuran pendek seperti umumnya pada hutan dataran atas.

Fenomena alam ini biasa disebut sebagai hutan berawan dataran rendah (Lowland Cloud Forest). Hutan berawan (Cloud Forest) umumnya terjadi di wilayah pegunungan yang terdapat di pulau besar serta jauh dari pantai, atau bisa juga terjadi pada pegunungan di wilayah pulau yang kecil serta dekat dengan pantai.

Tipe hutan seperti ini sebagian wilayahnya sering diselimuti oleh kabut, sehingga memungkinkan tipe-tipe vegetasi tertentu dapat tumbuh di kawasan gunung tersebut. Untuk mencapai puncak Gunung Ranai, para pendaki harus melampaui tiga puncak berupa tebing batu dengan ketinggian yang berbeda-beda. Puncak pertama bernama Puncak Serendit dengan ketinggian 968 meter. Puncak ini merupakan gugusan tebing dengan tinggi mencapai 100 meter. Puncak selanjutnya adalah Puncak Erik Samali yang berada pada ketinggian 999 meter dpl. Puncak ini merupakan tebing kedua dengan tinggi tebing sekitar 150 meter. Sementara puncak ketiga (puncak tertinggi) bernama Puncak Datuk Panglima Husin, terletak pada ketinggian 1.035 meter. Seperti dua puncak sebelumnya, Puncak Datuk Panglima Husin juga merupakan tebing dengan ketinggian kira-kira 200 meter. (Laporan Tribunner, Rikyrinovsky dari Natuna Wartawan Perbatasan Utara Indonesia)

http://natuna.org/ayo-berpetualang-mendaki-gunung-ranai.html

Tidak ada komentar: